Selasa, 15 Maret 2011

Kasus-Kasus KOMAS

Senin, 14 Januari 2008

Jawaban UAS Komputer dan Masyarakat/ Nilai Tambah UAS

Nama : Era ArSandy
Nim : 41805010086
Jurusan : Sistem Informasi
Mata Kuliah : Komputer dan Masyarakat
Nama Dosen :Bpk. Ir.Nixon Erzed,MT

Soal :
1. Perkembangan teknologi internet dan komunikasi data,membuka peluang perkembangan e-bisnis,keberadaan e-bisnis,menurut anda :
Argumentasi saya :
KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM ELECTRONIC BUSINESSDalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut:• Pada level operasional, yang terjadi dalam e-business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit digital (digital management), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses;• Berbeda dengan bisnis konvensional dimana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam business (internet), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait;
• Berjuta-juta individu (pelanggan) dapat berinteraksi dengan berjuta-juta perusahaan yang terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost);• Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan; dan• Mekanisme perdagangan terbuka dan pasar bebas (serta teori perfect competition) secara tidak langsung telah terjadi di dunia internet, sehingga seluruh dampak atau dalil-dalil sehubungan dengan kondisi market semacam itu berlaku terjadi di dunia maya.
Melihat kenyataan di atas, perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. Beberapa teori keunggulan kompetitif di dunia maya menganjurkan agar paling tidak 7 (tujuh) aspek harus menjadi perhatian dari sebuah perusahaan, yaitu masing-masing:1. Customer Service2. Price3. Quality4. Fulfillment Time5. Agility6. Time to Market7. Market Reach
Kondisi ketujuh aspek tersebut akan sangat menentukan posisi perusahaan di dalam kancah persaingan di dunia maya.
e-Business LeadershipPerusahaan dikatakan memiliki keungguluan kompetitif jika sanggup menjadi pemimpin (penguasa market share) dibandingkan dengan pesaing lainnya di industri yang relatif sama. Ditinjau dari aspek kepada pelanggan, perusahaan berhasil menciptakan sebuah pendekatan baru dan unik di dalam mengelola komunikasi dan interaksi dengan pelanggannya. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan sebuah suasana yang kerap diistilahkan dengan “customer intimacy”; jalinan keakraban antara pelanggan dengan perusahaan sehingga mereka selalu loyal dengan perusahaan tersebut. Pada kondisi ini pun perusahaan berhasil menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan perusahaan lain, tanpa mengorbankan kualitas dan pelayanan kepada pelanggan. Situasi ini akan berhasil dipertahankan oleh perusahaan jika yang bersangkutan memiliki mitra-mitra bisnis yang efisien dalam pengelolaan rantai nilai (value chain) untuk masing-masing proses terkait. Maka tidak heran jika konsep CRM (Customer Relationship Management) sedang menjadi primadona saat ini. Disamping itu, kecepatan penciptaan produk baru (time to market) dan kecepatan pengirimannya ke tangan pelanggan juga menjadi kriteria utama yang menjadi bahan pertimbangan posisi perusahaan di dunia persaingan. Semakin cepat pelanggan dapat memperoleh produk pesanannya, semakin baik. Dan tentu saja perusahaan akan berhasil mencapai kondisi ini jika manajemen rantai pasokannya (Supply Chain Management) terkelola secara optimal. Karena di dalam e-business informasi merupakan bahan baku produksi yang sangat penting, maka konsep JIT (Just-In Time) sering diberlakukan terhadap sumber daya informasi ini. Faktor lainnya yang menentukan keunggulan kompetitif sebuah perusahaan adalah kemampuannya dalam menjangkau pasar dan pelanggan dari berbagai segmen yang ada (demografis dan geografis). Di sinilah internet dan teknologi informasi memberikan peranan yang sangat besar.
e-Business StagnationKebalikan dengan perusahaan e-business yang berhasil menjadi market leader, gagal mendapatkan keunggulan kompetitif akan berakibat terancamnya keberadaan perusahaan di dalam arena persaingan. Perusahaan yang tidak berhasil mencari strategi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif ini biasanya akan berada dalam posisi stagnasi, yang tentu saja akan sangat berbahaya jika tetap dibiarkan. Ciri-ciri perusahaan yang berada di dalam situasi ini berawal dari semakin kecilnya market share yang dikuasai karena banyaknya pelanggan yang perlahanlahan meninggalkan perusahaan. Menurunnya kuantitas pelanggan ini terkadang belum tentu disebabkan karena gagalnya perusahaan dalam meningkatkan kinerja usahanya, namun dapat juga karena adanya faktor eksternal, seperti persaingan yang sangat ketat. Sering pula terjadi situasi dimana kualitas produk yang baik tidak disertai dengan pelayanan yang baik menyebabkan buruknya persepsi dari pelanggan terhadap perusahaan (yang artinya mengurangi bahkan meniadakan keuggulan kompetitif yang dicoba diraih).
Dari segi total biaya produksi yang berdampak langsung kepada penentuan harga produk dan jasa, biasanya perusahaan mengalami kesulitan karena adanya fenomena cost transparency. Dengan terbukanya berbagai jenis informasi bagi semua orang di internet, pelanggan dapat dengan mudah membandingkan harga produk atau jasa yang sama dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Dengan kata lain, sangat sulit bagi sebuah perusahaan dalam menentukan harga yang kompetitif (sangat sulit untuk mendapatkan margin keuntungan yang tinggi). Demikian pula dari segi penciptaan produk baru dan pengirimannya ke pihak pelanggan. Pada keadaan stagnasi, durasi penciptaan produk baru dan pengirimannya biasanya standar, dalam arti kata sama dengan perusahaan perusahaan sejenis lainnya, sehingga dipandang dari sudut pelanggan, perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki hal yang istimewa. Seringkali perusahaan e-business yang berada pada kondisi ini digambarkan dengan entiti yang “hidup segan, mati tak hendak”. Diperlukan perubahan yang sangat mendasar dari manajemen puncak untuk dapat membawa kembali perusahaan ke arena persaingan yang kompetitif (misalnya dengan cara mengadakan program Business Process Reengineering).
e-Business FollowershipJika di satu titik ekstrem terdapat perusahaan e-business yang berhasil menjadi leader sementara di titik ekstrem lainnya terdapat perusahaan e-business yang terancam bangkrut, terdapat banyak sekali perusahaan (mayoritas) yang berada pada situasi “nanggung”, artinya yang bersangkutan menempatkan diri sebagai pengikut dari mereka yang berhasil (follower). Walaupun perusahaan yang berada di dalam posisi ini tidak memiliki banyak keunggulan kompetitif seperti halnya perusahaan leader, namun kualitas produk dan pelayanannya berada di atas rata-rata yang diharapkan oleh pelanggan. Perusahaan dalam kategori ini biasanya memiliki produk dengan kualitas yang sudah baik (memenuhi standar minimum), namun di mata pelanggan kualitasnya dipandang lebih karena perusahaan memiliki mekanisme pelayanan yang baik (sehingga pelanggan merasa terpuaskan). Dari sergi harga produk dan jasa pun perusahaan berhasil menekan total biaya produksi karena tingginya tingkat efisiensi yang dicapai (karena memanfaatkan teknologi informasi). Perusahaan juga secara sederhana telah menerapkan konsep knowledge management yang memungkinkan mereka untuk memperbaiki durasi penciptaan produk baru dan pengirimannya ke tangan pelanggan. Perusahaan yang memiliki keungguluan kompetitif yang netral ini biasanya tidak berambisi untuk menguasai pasar, tetapi cukup untuk tetap aman bertahan di arena persaingan, dan memiliki pelanggan tetap (captive market) yang melakukan transaksi secara kontinyu. Targetnya adalah secara perlahan (gradual) perusahaan berhasil meningkatkan frekuensi dan volume transaksi jual belinya.
Jawaban Soal :
( A ) Tidak Akan Menghapuskan tata cara bisnis tradisional
Argumentasi saya :
Perkembangan dan keberadaan E-Bisnis tidak menghapus tata cara bisnis tradisional,dikarenakan tata cara berbisnis tradisional sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan perbisnisan.
Tata cara tradisional perbisnisan,yaitu :
a. Setiap pebisnis harus mempunyai tujuan berbisnis.
b.Setiap pebisnis harus mempunyai atura,norma,dan syarat-syarat berbisnis.
c. Setiap pebisnis harus mempunyai pengetahuan informasi yang luas.
d. Pebisnis harus memberikan pelayanan yang baik pada pertemuan pertama dengan mitra bisnis.
e. Setiap pebisnis harus memberikan pembicaraan yang menarik pada mitra bisnis, supaya mitra bisnis tertarik pada omongan kita dan mitra bisnis itu menjadi mitra bisnis yang kuat.
f. Setiap bisnis harus berpenampilan rapi supaya mitra bisnis kita tertarik pada penampilan dan percaya pada kita.
g. Para Pebisnis harus Membangun Strategi e-bisnis.
E-business tidak dapat bekerja tanpa strategi. Strategi e-bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis perusahaan secara keseluruhan.
Canada adalah satu dari koneksi internet paling banyak di dunia. Tetapi sektor bisnis kecilnya tertinggal secara signifikan di belakang Amerika Serikat dalam hal adopsi e-bisnis. Mengapa? Karena terlalu kecil dari bisnis yang ada memiliki strategi e-bisnis yang sesungguhnya (menurut penelitian Forrester Research, hanya 14%-nya yang memiliki strategi bisnis, jauh tertinggal di belakang Amerika Serikat.
Agar dapat sukses dalam e-bisnis, pebisnis perlu mengembangkan strategi e-bisnis. Berikut ini beberapa pertanyaan akan membantu untuk mempertimbangkan kapan mengembangkan strategi e-bisnis. Jawaban pertanyaan akan membantu pebisnis untuk fokus pada inisiatif dengan berdampak potensial terbesar pada bottom line perusahaan.
1. Proses bisnis yang mana saat ini menawarkan peluang terbesar untuk mengurangi biaya, mengefisiensikan perolehan dan meningkatkan keuntungan?
2. Dimana bisnis mendapatkan keuntungan sebuah keuntungan kompetitif melebihi pesaing?
3. Wilayah mana yang menyebabkan paling bermasalah pada organisasi dengan respek kepada pelayanan dan penghargaan kepada pelanggan?
4. Apakah senior manajemen atau orang penting sepakat untuk mengimplementasikan solusi ini? Apakah mereka memiliki kemauan untuk memenangkan inisiatif dalam organisasi?
5. Bagaimana e-bisnis akan memberi solusi mengubah struktur dasar organisasi? Apa perubahan pada susunan pegawai, keahlian dan komunikasi/informasi mengalir mendapatkan hasil secara potensial dari latihan-latihan ini?
6. Pelatihan aoa yang dibutuhkan untuk menyakinkan bahwa karyawan-karyawan mampu untuk memaksimalkan keuntungan potensial dari solusi ini? Bagaimana bisa melibatkan mereka dari memulai untuk memaksimalkan input pekerja, pendidikan dan komitmen?
7. Return on investment (ROI potensialnya? Bagaimana melakukan perbandingan ini dengan opsi investasi lainnya?
( B ) akan menggantikan semua tata cara bisnis tradisional
Argumentasi saya adalah:
tata cara perbisnisan lama-lama akan punah dan beralih menjadi tata cara perbisnisan modern dengan cara :
a. Pebisnis dapat mencari mitra-mitra bisnis dengan cara membuka situs WEB atau internet dengan mempromosikan suatu produk,baik barang atau jasa yang akan di promosikan dalam bentuk informasi teknologi di internet yang dapat di publikasikan secra luas
b. Pebisnis dapat memberikan informasi tersebut dengan WEB informasi menarik supaya mitra tertarik.
c. Pebisnis harus menjelaskan secara rinci dan jelas yang akan dibisniskan
d. Dengan adanya tata cara berbisnis modern pebisnis tidak repot-repot untuk datang dan menjelaskan ke mitra bisnis tentrak produk dan jasa yang akan di promosikan.
e. Pebisnis dapat menghemat waku
f. Mitra bisnis dapat mencari informasi tentang bisnis apa yang sedang berkembang pada saat ini dan menjalin kerjasama bisnis.
g. Mitra bisnis dapat bertransaksi langsung dalam perbisnisan tanpa mendatangi perusahaan tersebut
( D ) Hanya berkembang pesat pada segmen tertentu
Argumentasi saya adalah:
Di dalam perbisnisan setiap perusahaan tidak semuanya dapat berkembang pesat, Dikarenakan perusahaan tersebut secara bersama-sama menawarkan produk,barang dan jasanya secara baik dan memberikan terbaik pada konsumen atau mitra bisnis.
Di dalam E-bisnis hanya berkembang pada segmen tertentu dikarenakan setiap situs dapat atau tidaknya memberikan informasi terbaik tentang perusahaannya dan membuat para mitra tertarik pada perusahan tersebut. Conhnya :
a. Perusahaan pada segmen produk motor
Persahaan motor di indonesia berlomba-lomba memberikan produknya dengan memberikan informasi tentang produk tersebut dan memberikan harga yang ekonomis,irit,dan desain yang bagus,dan kualitas yang baik.
b. Pada segmen pertelevisian
- Para perusahaan TV swasta memberikan pelayanan penayangan yang terbaik
-Para perusahaan TV gencar-gencarnya mencari pemain baru untuk penayangan setasiun Tv tersebut
Jadi E-bisnis berkembang pada segnen-segmen yang membuat tertarik para mitra bisnis
Sukses dalam Menjalankan segmen-segmen e-Bisnis
Ke depan, peran penggunaan e-bisnis oleh kalangan usaha kecil akan semakin besar agar dapat bersaing di pasar. Mengingat kembali pengertian e-bisnis, merupakan proses bisnis yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencapai perubahan dan pertumbuhan bagi perusahaan. Dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi maka akan lebih besar merebut peluang pasar, disamping juga dapat menekan kesulitan saat bisnis baru dimulai. Hal tersebut dikarenakan e-bisnis dapat dilakukan dari rumah, modal awal kecil, biaya operasional kecil karena konsumen dapat mengakses barang melalui internet, dan tak perlu jam kerja tertentu.
Secara konsep e-bisnis memang menawarkan bisnis yang efektif dan efisien. Namun untuk mencapai hal tersebut tentu saja pebisnis harus menjalankan resep-resep sukses menjalankan e-bisnis. Bob Julius Onggo, penulis buku seputar pemanfaatan media internet untuk bisnis, dalam sebuah tulisannya memuat 7 langkah taktis untuk sukses dalam e-bisnis.
Langkah pertama yang dijabarkan adalah fokus. Alasannya, dalam kasus e-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Oleh karena itu produk-produk yang dijual di internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.
Langkah kedua, membuat banner berupa teks. Menurutnya, berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu "klik" lebih banyak berasal dari "banner berupa teks" bukan berasal dari "banner berupa gambar". Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini.
Langkah ketiga, menciptakan 2-level afiliasi. Dalam dunia online, e-bisnis yang berhasil harus menciptakan program distribusi pemasaran program afiliasi.Dengan teknologi internet, pebisnis akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/dealer utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari dealer utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%.
Langkah keempat, memanfaatkan kekuatan email. Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email. Dalam hal ini pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming. Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.
Langkah kelima adalah menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir bisa menjual kalau malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk.
Langkah keenam melakukan e-Marketing. 75% dari waktu tim pemasaran harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Menurut Bob dalam tulisan tersebut, kebanyakan dari kesalahan e-bisnis adalah pebisnis terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya. Hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun tim pemasaran di perusahaan juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.
Langkah terakhir, melakukan komunikasi secara instan. Kebanyakan dari kegagalan dalam e-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda. Misalnya dalam kecepatan menjawab email.

2. Menurut anda 2 hal penting dalam dalam rencana strategis komputerisasi sebuah perusahaan.
Jawab
Strategi,Struktur dan proses komputerisasi di antaranya merupakan perwujudan dari konsep people dan process.

Proses Penyusunan
Tidak seperti dokumen , proses penyusunan cenderung akan sedikit lebih rumit, di mana proses analisis merupakan proses yang paling utama. Proses-proses tersebut adalah:

_ Proses Antarmuka Komputerisasi . Yang dimaksud dengan proses antarmuka Komputerisasi ini adalah keseluruhan kegiatan yang mencoba menyaring semua perkembangan, baik itu di bidang TI maupun perkembanganperkembangan yang spesifi k pada suatu industri tertentu Proses ini merupakan proses yang sebenarnya sangat menarik untuk dilaksanakan. Karena biasanya perusahaan yang sedang menyusun ITMP akan tertarik untuk mengundang banyak pemasok solusi dan teknologi informasi untuk memberikan masukan kepada mereka, solusi dan teknologi apa saja yang saat ini ada di pasaran, yang belum diadopsi perusahaan dan memiliki potensi untuk segera diadopsi.

_ Proses komputerisasi Analisis . Merupakan proses yang kritikal dalam penyusunan dokumen , karena pada proses ini solusi dan teknologi informasi akan didefi nisikan, berdasarkan keadaan proses bisnis perusahaan saat ini, kemampuan dukungan teknologi informasi terhadap bisnis, keandalan dan kinerja TI saat ini serta pilihan-pilihan solusi dan teknologi apa saja yang layak digunakan untuk memperbaiki keseluruhan infrastruktur bisnis perusahaan.

_ Proses Pengembangan komputerisasi Roadmap. Jika dalam dokumen , ditentukan berbagai inisiatif bisnis dan TI. Maka dalam dokumen , inisiatif-inisiatif tersebut diberikan landasan berupa waktu pengimplementasian.Inisiatif-inisiatif tersebut dianalisis ulang karena ba nyak aspek dari setiap inisiatif merupakan sesuatu yang dependen dari aspek dari inisiatif lain, jika dipandang dari perspektif teknologi. Perspektif keuangan perusahaan pun juga perlu diperhatikan. Adapun bagian-bagian penting yang membentuk keseluruhan dokumen RPS ini adalah sebagai berikut:

_ Arsitektur TI.
Rencana model infrastruktur jaringan dan sistem dijabarkan dan didefi nisikan dalam bagian ini.
_ Kebutuhan Proses-proses Fungsional Bisnis.
Di sini dijabarkan bentuk-bentuk TI yang diperlukan untuk menjamin berjalannya setiap fungsi-fungsi bisnis, seperti pemasaran, operasional, keuangan, dan lainnyasi lakukan dalam komputerisasi.
_ Rencana Peningkatan Proses.
Pada bagian dijabarkan bagaimana dan cara apa saja yang harus ditempuh untuk meningkatkan kinerja proses-proses bisnis.
_ Arsitektur Aplikasi. Aplikasi bisnis adalah antarmuka bisnis dengan TI, di sinilah arsitektur aplikasi didefinisikan disusun berdasarkan kebutuhan perusahaan serta kebutuhan industri pada umumnya di lakukan dengan komputerisasi.
Arsitektur komputerisasi Sistem TI
Selain sebagai sebuah dokumen bisnis, juga merupakan sebuah dokumen teknologi. Oleh karena itu, kandungan teknis dari dokumen ini sebenarnya merupakan salah satu dari dua aspek penting . Yang pertama adalah aplikasi bisnis. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, ada banyak arsitektur TI yang bisa digunakan sebagai acuan pengembangan TI perusahaan Acuan ini selain menjadi batasan/koridor pengembangan, juga digunakan sebagai lanskap dan metode berpikir bagi mereka yang turut menyusun . Dengan adanya metode ini, maka penyusunan dokumen akan lebih terfokus dan terstruktur Untuk artikel ini, penulis menggunakan sebuah contoh arsitektur yang pernah penulis gunakan dalam beberapa proyek penyusunan . Contoh ini telah penulis sederhanakan untuk memberikan gambaran secara umum bagaimana arsitektur ini dapat dijadikan koridor/batasan pengembangan TI, juga agar supaya penyusunan dokumen menjadi lebih terstruktur Gambar 1 memperlihatkan contoh arsitektur TI. Seperti dilihat pada Gambar 1, untuk dapat menyediakan sebuah infrastruktur teknologi yang andal dan sesuai bagi kelancaran operasional serta tercapainya tujuantujuan bisnis. Setiap perusahaan harus dapat mendefi nisikan secara mendalam apa saja bentuk services atau layanan yang harus tersedia di setiap “kotak” arsitektur Yang kemudian akan dapat ditentukan TI komputerisasi.
_ Presentation/Interface Services.
Pada lapis ini, di dalam dokumen ITMP harus dijelaskan bagaimana aplikasi bisnis akan diakses oleh mereka yang memikili akses. Siapa saja yang memiliki akses ke aplikasi, menggunakan alat apa, dan melalui channel apa. Alat di sini tentunya bisa sebuah PC atau mobile phone, sedangkan channel tidak lain adalah media, seperti LAN, WAN, Internet, intranet, maupun ekstranet di lakukan dalam komputerisasi
_ Applications dan Common Application Services.
Aplikasi di sini tentunya adalah aplikasi bisnis. Di mana setiap perusahaan, dalam dokumen , harus menentukan apa dan bagaimana aplikasi bisnis akan diimplementasikan. Contoh pada Gambar 1 memperlihatkan kategori-kategori aplikasi yang biasa diimplementasikan dalam sebuah industri utility, seperti air minum dan listrik. Kebutuhan akan integrasi aplikasi harus juga didefi nisikan, baik pada level penyusunan workfl ow menggunakan solusi-solusi Business Process Management–BPM, maupun utilisasi teknologi Enterprise Application Integration–EAI seperti SOA di lakukan dalam bentuk komputerisasi.
_ Data Sources/Services.
Layanan ini mengacu pada data sebagai objek serta tool yang terkait langsung dalam proses penyimpanan serta pengolahan data dalam komputerisasi.
_ Common System Services.
Teknologiteknologi yang tercakup dalam lapis ini bertujuan utama untuk memberikan jaminan akses terhadap aplikasi bisnis dan data yang terkait. Teknologi seperti printing, penyimpanan data, serta teknologi berbasis IP, seperti DHCP dan DNS yang memastikan konektivitas antarentitas jaringan, adalah termasuk dalam lapis arsitektur ini.
_ Network Services.
Pada lapis ini, semua teknologi komputerisasi jaringan perlu didefi nisikan untuk memastikan bahwa strategi penggunaan jaringan dapat diimplementasikan dengan baik. Teknologi transport, routing, penggunaan protokol-protokol jaringan, utilisasi jaringan nirkabel, implementasi metode keamanan jaringan, serta Quality of Service–QoS; perlu dijabarkan penggunaannya agar semua entitas jaring an, seperti server, storage, dan PC dapat terkoneksi dengan baik dan wajar.
_ Platform Services.
Server dan Storage serta sistem operasi maupun aplikasi sistem terkait, merupakan bagian terpenting dalam lapis arsitektur ini. Teknologiteknologi tersebut, atau yang biasa penulis sebut sebagai computing devices harus didefi nisikan apa dan bagaimana penggunaannya serta implementasinya. Lebih jauh lagi, dalam beberapa kasus penyusunan ITMP, dijabarkan pula strategi penggunaan kelas-kelas server terhadap application tier (presentation, application,database) maupun jenis-jenis aplikasi
bisnis.
_ Security Service.
Seperti nama nya, layanan ini terdiri dari berbagai teknologi yang memiliki tujuan khusus untuk menjaga keamanan jaringan, server/storage, data, aplikasi, dan fi sik. Bagi perusahaan yang memiliki tingkat risiko keamanan tinggi, seperti bank serta institusi finansial lainnya, strategi penerapan keamanan TI harus diimplementasikan secara end-to-end. Gambar 2 menampilkan konsep umum keamanan teknologi informasi.
_ Network dan System Management Services.
Lapis arsitektur ini kritikal untuk diperhatikan secara khusus, karena terkait dengan konsep bagaimana sebuah perusahaan akan mengelola, memelihara, serta mengendalikan seluruh aspek TI yang sudah diimplementasikannya. Ada tiga aspek utama dalam proses ini, yaitu network management, server management, dan client management. Sedangkan, pada tingkat pengelolaan proses, kita mengenal ITIL sebagai acuan utama pengelolaan TI. Gambar 3 memperlihatkan secara sederhana konsep umum dari lapis arsitektur ini.
_ System dan Infrastructure Development Services dalam bentuk komputerisasi
Proses development tidak dapat dipungkiri merupakan kegiatan yang sangat penting di dunia TI. Tidak heran dalam beberapa pengalaman penyusunan ITMP, banyak perusahaan yang “meniadakan” proses ini, karena memutuskan untuk selalu menggunakan aplikasi-aplikasi bisnis yang sudah jadi dan dijual di pasaran. Tentunya pemilihan aplikasi ini kemudian akan ditentukan oleh kualitas setiap aplikasi serta reputasi pengembangnya. Namun, bagi perusahaan yang masih memiliki tim pengembangan system dan infrastruktur sendiri, lapis arsitektur ini perlu mendapat perhatian secara khusus. Tool yang biasanya digunakan dalam lapis ini mencakup development platforms, app lication design tools, application testing tools, serta project dan risk management tools. Gambar 4 memperlihatkan konsep ini secara umum.
Jawaban Soal adalah:
( A ) Perencanaan instalisasi perangkat keras jangka pendek
Argumentasi saya adalah
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Perlunya Pengembangan Sistem :
• Adanya permasalahan (problem) yang timbul pada sistem yang lama Permasalahan yang timbul dapat berupa :
- Ketidakberesan
- Pertumbuhan Organisasi
• Untuk meraih kesempatan (opportunities)
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya
• Adanya instruksi-instruksi (directives)
Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem jangka pendek terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
4. Seleksi Sistem (System Selection)
5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation &
Maintenance)
Siklus hidup pengembangan sistem dengan langkah-
langkah utamanya adalah sebagai berikut :
PERENCANAAN SISTEM.
Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja
dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk
mendukung operasinya setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri :
1. Perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun
2. Perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun
Perencanaan sistem biasanya ditanggani oleh staf perencanaan sistem bila tidak ada
dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu
sbb :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh
komite pengarah.
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis
sistem.
Adapun tahapan dari proses perencanaan sistem untuk ketiga bagian ini adalah :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem
-Mengkaji tujuan,perencanaan strategi dan taktik perusahaan
- Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem
- Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
- Menetapkan kendala proyak-proyek sistem
- Menentukan proyek-proyek sistem prioritas
- Membuat laporan perencanaan sistem
- meminta persetujuan manajemen
2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan
- Menunjuk team analis
- Mengumumkan proyek pengembangan sistem
3. Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan
- Melakukan studi kelayakan
- Menilai kelayakan proyek sistem
- Membuat usulan proyek sistem
- Meminta persetujuan manajemen.
ANALISIS SISTEM
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah
yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem yang akan dikembangkan di
tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya
lebih terinci.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:
1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
- Mengindentifikasikan penyebab masalah
- Mengidentifikasikan titik keputusan
- Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
- Menentukan jenis penelitian
- Merencanakan jadual penelitian
- Mengatur jadual wawancara
- Mengatur jadual observasi
- Mengatur jadual pengambilan sampel
- Membuat penugasan penelitian
- Membuat agenda wawancara
- Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
- Menganalisis kelemahan Sistem
- Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
Tujuan :
- Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
- Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis
oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
- Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
- Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya .
IMPLEMENTASI SISTEM
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan
dipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem
merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini
termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat
lunak aplikasi.
Tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut ini :
1. Menerapkan rencana implementasi
Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang
dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang
akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam bentuk
anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian
terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk
skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu
implementasi.
2. Melakukan kegiatan implementasi
- Pemilihan dan pelatihan personil
- Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
- Pemrograman dan pengetesan program
- Pengetesan sistem
- Konversi sistem
3. Tindak lanjut implementasi
Contoh Perencanaan jangka Pendek
- Setiap perusahaan merencanakan instalasi perangkat keras yang akan rusak yang akan dilakukan dalam jangka waktu beberapa hari/minggu lagi dan mengganti alat-alat tersebut
- Teknologi perangkat lunak perusahaan harus segera di ganti dalam jangka pendek
( B )Perencanaan sistem perangkat lunak jangka panjang
Argumentasi saya adalah
Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakandan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yangbaik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.
3.2.1. Kebijakan Sistem
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah)
3.2.2. Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem menyangkut estimasi sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari :
Perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun).
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.
3.2.3. Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses
utama, yaitu :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem
Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :
Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku)
Menetukan prioritas proyek-proyek sistem
Membuat laporan perencanaan sistem
Meminta persetujuan manajemen
2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan. Persiapan ini meliputi :
Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan
yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan)
Mengumumkan proyek pengembangan sistem
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan
4. Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek sistem
Melakukan studi kelayakan
Menilai kelayakan proyek sistem
Membuat usulan proyek sistem
Meminta persetujuan manajemen
Manajemen Proyek Sistem Informasi
3.3. Perkiraan Proyek Sistem Informasi
Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :
Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek
Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama
Menggunakan teknik dekomposis
Menggunakan satu atau lebih model empiris
Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagianyang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas
Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis
Mudah menentukan waktu kendur
3. Penjadwalan proyek berbasis komputer
menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project.
Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelaku-pelaku
yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok :
Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut.
Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).
Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi).
Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut.
Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk
Contoh perencanaan sistem perangkat lunak jangka panjang adalah:
Setiap perusahaan merencanakan dan mengganti teknologi perangkat lunaknya untuk dalam waku jangka panjang
( C ) Antisipasi perkembangan kebutuhan Sistem
Argumentasi saya adalah:
Antisipasi perkembangan sistem komputerisasi di gunakan untuk perkembangan suatu perusahaan .
Contohnya :
Kesejajaran atau alignment hubungan bisnis dan TI dalam sebuah perusahaan bisnis harus didefi nisikan secara gamblang dan mutlak perlu diformalkan. Di sisi TI, IT Master Plan adalah dokumen penting yang mendefi nisikan alignment tersebut Melanjutkan tulisan sebelumnya terkait dengan struktur penulisan Rencana Pengelolaan Informasi, maka tulisan ini akan sedikit mengupas bagian kedua dari ITMP yaitu Rencana Pembangunan Sistem–RPS. Tujuan utama dari dokumen RPS, yang merupakan bagian kedua ITMP adalah; pertama, menentukan bagaimana seharusnya hasil-hasil temuan dan analisis yang dihasilkan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Informasi–RPI akan diimplementasikan. Inisiatif-inisiatif bisnis maupun TI yang berhasil secara umum diformulasi dalam dokumen RPI tersebut (IT Master Plan: Rencana Pe ngelolaan Informasi-PCMedia 10/2007), perlu dianalisis lebih lanjut dari perspektif teknologi serta kebijakan perusahaan. Katakanlah dalam dokumen RPI telah dirumuskan inisiatif pengembangan dan pengadopsian Business Intelligence, maka dalam dokumen RPS ini perlu didefi nisikan lebih lanjut arsitektur teknologi yang akan digunakan, dari perspektif teknologi, dan juga budget yang memadai untuk memastikan inisiatif ini akan terimplementasi, ini dari sisi bisnis dan kebijakan perusahaan. Tujuan kedua adalah menentukan dengan lebih detail kebutuhan-kebutuhan TI apa saja yang diperlukan untuk mendukung serta memenuhi kebutuhan bisnis serta pencapaian bisnis secara keseluruhan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah merumuskan rencana pengadopsian teknologi, seperti strategi implementasi, roadmap implementasi dan yang tidak kalah penting adalah penyusunan cost-benefi t analysis dari setiap teknologi yang akan diadopsi. Berdasarkan tujuan ini, maka sebuah dokumen ITMP harus dapat memberikan jaminan kepada bisnis bahwa setiap inisiatif/proyek TI yang akan/sedang dilakukan perusahaan adalah berkaitan langsung dengan inisiatif-inisiatif perusahaan dalam memperkuat fondasi bisnis perusahaan tersebut. Tujuan yang ketiga adalah menyusun sebuah acuan arsitektur aplikasi dan TI. Acuan ini nantinya akan dijadikan model serta koridor/batasan-batasan pengembang an TI. Banyak model arsitektur aplikasi dan teknologi informasi di luar sana yang bias dijadikan acuan. Bahkan kebanyakan sudah berupa standar yang bisa digunakan di perusahaan/industri manapun. Seperti yang pernah penulis tulis dalam artikel IT Master Plan: Rencana Pengelolaan Informasi (PCMedia 10/2007), di dalam industri telekomunikasi, kita dapat menggunakan Telecom Application Map–TAM yang dikeluarkan oleh TeleManagement Forum–TMForum (www.tmforum.org) sebagai acuan arsitektur aplikasi. Dan ada segudang acuan arsitektur teknologi informasi yang dapat kita gunakan, yang salah satu di antaranya akan penulis jabarkan dalam artikel ini. Tujuan yang keempat adalah mendefi - nisikan perubahan struktur organisasi TI yang diperlukan untuk lebih mencerminkan kebutuhan bisnis. Dokumen ITMP tidak melulu merupakan sebuah dokumen teknis. Dalam paradigma TI, teknologi hanyalah sebuah tool atau produk, yang sebenar nya tidak akan memiliki kegunaan jika tidak diintegrasikan dengan people dan process. Kedua konsep inilah, people dan process, yang kemudian menjadi unsur yang tidak kalah pentingnya dalam keseluruhan dokumen ITMP. Struktur dan proses organisasi TI di antaranya merupakan perwujudan dari konsep people dan process.

Proses Penyusunan
Tidak seperti dokumen RPI, proses penyusunan RPS cenderung akan sedikit lebih rumit, di mana proses analisis merupakan proses yang paling utama. Proses-proses tersebut adalah:

_ Proses Antarmuka. Yang dimaksud dengan proses antarmuka ini adalah keseluruhan kegiatan yang mencoba menyaring semua perkembangan, baik itu di bidang TI maupun perkembanganperkembangan yang spesifi k pada suatu industri tertentu Proses ini merupakan proses yang sebenarnya sangat menarik untuk dilaksanakan. Karena biasanya perusahaan yang sedang menyusun ITMP akan tertarik untuk mengundang banyak pemasok solusi dan teknologi informasi untuk memberikan masukan kepada mereka, solusi dan teknologi apa saja yang saat ini ada di pasaran, yang belum diadopsi perusahaan dan memiliki potensi untuk segera diadopsi.

_ Proses Analisis. Merupakan proses yang kritikal dalam penyusunan dokumen RPS, karena pada proses ini solusi dan teknologi informasi akan didefi nisikan, berdasarkan keadaan proses bisnis perusahaan saat ini, kemampuan dukungan teknologi informasi terhadap bisnis, keandalan dan kinerja TI saat ini serta pilihan-pilihan solusi dan teknologi apa saja yang layak digunakan untuk memperbaiki keseluruhan infrastruktur bisnis perusahaan.

_ Proses Pengembangan Roadmap. Jika dalam dokumen RPI, ditentukan berbagai inisiatif bisnis dan TI. Maka dalam dokumen RPS, inisiatif-inisiatif tersebut diberikan landasan berupa waktu pengimplementasian.Inisiatif-inisiatif tersebut dianalisis ulang karena ba nyak aspek dari setiap inisiatif merupakan sesuatu yang dependen dari aspek dari inisiatif lain, jika dipandang dari perspektif teknologi. Perspektif keuangan perusahaan pun juga perlu diperhatikan. Adapun bagian-bagian penting yang membentuk keseluruhan dokumen RPS ini adalah sebagai berikut:

_ Arsitektur TI.
Rencana model infrastruktur jaringan dan sistem dijabarkan dan didefi nisikan dalam bagian ini.
_ Kebutuhan Proses-proses Fungsional Bisnis.
Di sini dijabarkan bentuk-bentuk TI yang diperlukan untuk menjamin berjalannya setiap fungsi-fungsi bisnis, seperti pemasaran, operasional, keuangan, dan lainnya.
_ Rencana Peningkatan Proses.
Pada bagian dijabarkan bagaimana dan cara apa saja yang harus ditempuh untuk meningkatkan kinerja proses-proses bisnis.
_ Arsitektur Aplikasi. Aplikasi bisnis adalah antarmuka bisnis dengan TI, di sinilah arsitektur aplikasi didefinisikan disusun berdasarkan kebutuhan perusahaan serta kebutuhan industri pada umumnya.
_ Rencana Perubahan Organisasi.
Perubahan organisasi TI terkadang vital untuk dilakukan sebagai respon dari berbagai perubahan bisnis, pasar dan TI itu sendiri.
_ Business Case.
Bagian terpenting dalam dokumen ini, menurut penulis. Karena dalam bagian ini, semua rencana implementasi TI selama 4-5 tahun ke depan, atau sesuai dengan validasi waktu ITMP, disusun business case-nya. Yang kurang lebih akan berupa analisa risiko implementasi, jadwal proyek, kebutuhan biaya, serta akibatnya terhadap bisnis.

Arsitektur Sistem TI
Selain sebagai sebuah dokumen bisnis, ITMP juga merupakan sebuah dokumen teknologi. Oleh karena itu, kandungan teknis dari dokumen ini sebenarnya merupakan salah satu dari dua aspek penting ITMP. Yang pertama adalah aplikasi bisnis. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, ada banyak arsitektur TI yang bisa digunakan sebagai acuan pengembangan TI perusahaan Acuan ini selain menjadi batasan/koridor pengembangan, juga digunakan sebagai lanskap dan metode berpikir bagi mereka yang turut menyusun ITMP. Dengan adanya metode ini, maka penyusunan dokumen akan lebih terfokus dan terstruktur Untuk artikel ini, penulis menggunakan sebuah contoh arsitektur yang pernah penulis gunakan dalam beberapa proyek penyusunan ITMP. Contoh ini telah penulis sederhanakan untuk memberikan gambaran secara umum bagaimana arsitektur ini dapat dijadikan koridor/batasan pengembangan TI, juga agar supaya penyusunan dokumen ITMP menjadi lebih terstruktur Gambar 1 memperlihatkan contoh arsitektur TI. Seperti dilihat pada Gambar 1, untuk dapat menyediakan sebuah infrastruktur teknologi yang andal dan sesuai bagi kelancaran operasional serta tercapainya tujuantujuan bisnis. Setiap perusahaan harus dapat mendefi nisikan secara mendalam apa saja bentuk services atau layanan yang harus tersedia di setiap “kotak” arsitektur Yang kemudian akan dapat ditentukan TI seperti apa yang cocok untuk digunakan.
_ Presentation/Interface Services.
Pada lapis ini, di dalam dokumen ITMP harus dijelaskan bagaimana aplikasi bisnis akan diakses oleh mereka yang memikili akses. Siapa saja yang memiliki akses ke aplikasi, menggunakan alat apa, dan melalui channel apa. Alat di sini tentunya bisa sebuah PC atau mobile phone, sedangkan channel tidak lain adalah media, seperti LAN, WAN, Internet, intranet, maupun ekstranet.
_ Applications dan Common Application Services.
Aplikasi di sini tentunya adalah aplikasi bisnis. Di mana setiap perusahaan, dalam dokumen ITMP, harus menentukan apa dan bagaimana aplikasi bisnis akan diimplementasikan. Contoh pada Gambar 1 memperlihatkan kategori-kategori aplikasi yang biasa diimplementasikan dalam sebuah industri utility, seperti air minum dan listrik. Kebutuhan akan integrasi aplikasi harus juga didefi nisikan, baik pada level penyusunan workfl ow menggunakan solusi-solusi Business Process Management–BPM, maupun utilisasi teknologi Enterprise Application Integration–EAI seperti SOA.
_ Data Sources/Services.
Layanan ini mengacu pada data sebagai objek serta tool yang terkait langsung dalam proses penyimpanan serta pengolahan data.
_ Common System Services.
Teknologiteknologi yang tercakup dalam lapis ini bertujuan utama untuk memberikan jaminan akses terhadap aplikasi bisnis dan data yang terkait. Teknologi seperti printing, penyimpanan data, serta teknologi berbasis IP, seperti DHCP dan DNS yang memastikan konektivitas antarentitas jaringan, adalah termasuk dalam lapis arsitektur ini.
_ Network Services.
Pada lapis ini, semua teknologi jaringan perlu didefi nisikan untuk memastikan bahwa strategi penggunaan jaringan dapat diimplementasikan dengan baik. Teknologi transport, routing, penggunaan protokol-protokol jaringan, utilisasi jaringan nirkabel, implementasi metode keamanan jaringan, serta Quality of Service–QoS; perlu dijabarkan penggunaannya agar semua entitas jaring an, seperti server, storage, dan PC dapat terkoneksi dengan baik dan wajar.
_ Platform Services.
Server dan Storage serta sistem operasi maupun aplikasi sistem terkait, merupakan bagian terpenting dalam lapis arsitektur ini. Teknologiteknologi tersebut, atau yang biasa penulis sebut sebagai computing devices harus didefi nisikan apa dan bagaimana penggunaannya serta implementasinya. Lebih jauh lagi, dalam beberapa kasus penyusunan ITMP, dijabarkan pula strategi penggunaan kelas-kelas server terhadap application tier (presentation, application,database) maupun jenis-jenis aplikasi
bisnis.
_ Security Service.
Seperti nama nya, layanan ini terdiri dari berbagai teknologi yang memiliki tujuan khusus untuk menjaga keamanan jaringan, server/storage, data, aplikasi, dan fi sik. Bagi perusahaan yang memiliki tingkat risiko keamanan tinggi, seperti bank serta institusi finansial lainnya, strategi penerapan keamanan TI harus diimplementasikan secara end-to-end. Gambar 2 menampilkan konsep umum keamanan teknologi informasi.
_ Network dan System Management Services.
Lapis arsitektur ini kritikal untuk diperhatikan secara khusus, karena terkait dengan konsep bagaimana sebuah perusahaan akan mengelola, memelihara, serta mengendalikan seluruh aspek TI yang sudah diimplementasikannya. Ada tiga aspek utama dalam proses ini, yaitu network management, server management, dan client management. Sedangkan, pada tingkat pengelolaan proses, kita mengenal ITIL sebagai acuan utama pengelolaan TI. Gambar 3 memperlihatkan secara sederhana konsep umum dari lapis arsitektur ini.
_ System dan Infrastructure Development Services.
Proses development tidak dapat dipungkiri merupakan kegiatan yang sangat penting di dunia TI. Tidak heran dalam beberapa pengalaman penyusunan ITMP, banyak perusahaan yang “meniadakan” proses ini, karena memutuskan untuk selalu menggunakan aplikasi-aplikasi bisnis yang sudah jadi dan dijual di pasaran. Tentunya pemilihan aplikasi ini kemudian akan ditentukan oleh kualitas setiap aplikasi serta reputasi pengembangnya. Namun, bagi perusahaan yang masih memiliki tim pengembangan system dan infrastruktur sendiri, lapis arsitektur ini perlu mendapat perhatian secara khusus. Tool yang biasanya digunakan dalam lapis ini mencakup development platforms, app lication design tools, application testing tools, serta project dan risk management tools. Gambar 4 memperlihatkan konsep ini secara umum.
Perbaikan Proses Bisnis
Perbaikan proses bisnis dalam dokumen RPS mencakup dua kegiatan utama, yaitu: _ Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan proses bisnis terhadap keberadaan teknologi yang dalam hal ini adalah aplikasi bisnis. Pada kegiatan pendefi nisian ini, biasanya seluruh proses bisnis didaftar dan ditentukan bentuk kebutuhannya terhadap jenis-jenis aplikasi yang ada di pasaran serta yang spesifi k untuk industri di mana perusahaan be rada. _ Menyusun rencana pengembangan/perbaikan proses bisnis, yang dalam hal ini adalah menyusun rencana implementasi aplikasi-aplikasi bisnis. Tentunya hanya untuk proses-proses bisnis yang belum didukung aplikasi atau jika diperlukan penggantian aplikasi bisnis yang sudah ada. Gambar 5 memperlihatkan contoh dari hasil akhir proses pendefi nisian ini.

Arsitektur Aplikasi
Bagian penting lainnya dalam dokumen RPS ini adalah model arsitektur aplikasi bisnis. Arsitektur aplikasi bisnis ini pada prinsipnya harus disusun berdasarkan dua perspektif berikut in

_ Perspektif Bisnis.
Pada perspekti ini arsitektur aplikasi bisnis disusun berdasarkan fungsinya dalam mendukung keseluruhan proses bisnis perusahaan. Seperti yang penulis sebutkan sebe lumnya, TAM merupakan salah bentuk arsitektur aplikasi bisnis untuk memberdayakan proses-proses bisnis perusahaan telekomunikasi. Dalam TAM, aplikasi-aplikasi bisnis dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang antara lain adalah Market/Sales, Product, Customer Management, Service Management, Resource Management, dan Supplier/ Partner.
_ Perspektif Teknologi.
Pada perspektif ini, ITMP terfokus pada bagaimana aplikasi bisnis diintegrasikan satu dengan lainnya serta bagaimana aplikasi tersebut diimplementasikan untuk digunakan oleh bisnis. Komponen-komponen teknologi seperti BPM, SOA, serta arsitektur 3-tier atau 2-tier merupakan pilihan yang harus dipertimbangkan.
Rencana Perubahan Organisasi
Mengapa perlu rencana perubahan organisasi dalam sebuah dokumen ITMP? Ada dua hal yang menurut penulis krusial untuk memasukkan rencana ini ke dalam dokumen ITMP, yaitu:

_ Perbaikan ke arah kesempurnaan berorganisasi merupakan hal yang tidak akan pernah selesai. Beberapa konsultan TI sering mengistilahkan konsep ini sebagai ‘A Journey’.
_ Bisnis selalu berubah, dan perubahan itu harus selalu tercermin ke dalam bentuk organisasi perusahaan tidak terkecuali organisasi TI. Ada beberapa model organisasi TI yang dapat digunakan sebagai acuan. Namun perlu untuk dicatat karakteristik bisnis serta peran TI dalam bisnis perusahaan adalah dua hal penting yang dapat mempengaruhi bentuk dan struktur organisasi TI. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 6, sebuah kerangka organisasi TI, jika dipandang menggunakan perspektif roles dan responsibilities. Perlu dicatat bahwa model ini hanyalah salah satu contoh sederhana, di mana penulis ingin memberikan gambaran secara umum bagaimana seharusnya organisasi TI itu disusun. Fungsi-fungsi organisasi TI sesuai dengan Gambar 7 adalah sebagai berikut: _ Strategy. Merupakan fungsi organisasi yang bertujuan utama memastikan kesejajaran antara strategi bisnis dengan strategi TI. Dari kegiatan pendefi nisian ini, fungsi Strategy kemudian menentukan kegiatan investasi serta biaya operasional organisasi TI secara keseluruhan. _ Projects–Investments. Fungsi organisasi yang terfokus pada kegiatan-kegiatan implementasi serta pengawasan pelaksanaan proyek-proyek teknologi informasi. _ Operations–Fungsi organisasi yang terfokus pada pengelolaan layanan TI serta kegiatan operasional sehari-hari. _ Business Support. Fungsi organisasi yang terfokus pada kegiatan-kegiatan internal pengelolaan sumber daya organisasi TI. _ Risk Control. Fungsi organisasi ini adalah untuk pengelolaan risiko-risiko TI, dalam bentuk kegiatan-ke giatan audit.
( D ) Antisipasi perkembangan teknologi
Argumentasi saya adalah
Pengaruh globalisasi yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang informasi, komunikasi dan transportasi telah mengakibatkan dunia semakin transparan membuat dunia seakan – akan tanpa batas

Konsekwensi logis dari perkembangan dibidang Teknologi komunikasi, transportasi dan informasi tersebut juga berdampak kepada terjadinya proses perubahan sosial yang akselerasinya dari waktu ke waktu semakin cepat. Naluri Hedonisme pada setiap individu Masyarakat yang dihadapkan kepada kondisi tersebut telah menimbulkan dampak terhadap meningkatnya kwantitas dan kwalitas kejahatan.

Dimasa yang akan datang perkembangan teknologi canggih tersebut akan lebih memotivasi para criminal untuk menciptakan modus operandi baru terhadap perbuatan tindak pidana yang sebelumnya belum pernah dikenal sama sekali, sebagaimana adagium yang cukup populer di dunia Internasional bahwa “ Crime is a product of Sociaty it’ self” dalam artian bahwa masyarakat itu sendirilah yang menciptakan bentuk, jenis dan jumlah kejahatan yang terjadi. sehingga untuk mengantisipasinya tentu memerlukan pula suatu system hukum baru.

Salah satu bentuk Kejahatan dari klasifikasi New Dimention Of Crime atau kejahatan dengan dimensi baru adalah Kejahatan yang pada prosesnya menggunakan teknologi informasi khususnya Komputer / Internet. Kehadiran Internet memang sangat banyak manfaatnya disamping mempercepat Perolehan informasi juga aksesnya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang kebutuhan hidup lainnya. misalnya melalui Situs Internet digunakan untuk mengirim e mail, hiburan dsb
Dalam dunia perdagangan penawaran barang dan jasa dengan transaksi yang berlangsung melalui Internet, konsumen

melihat gambaran mengenai barang dan uraian jasa di Internet kemudian setelah setuju dilanjutkan dengan pembayaran melalui Internet dengan menyebutkan nomor kartu kredit. Disinilah tantangan yang sering disebut menyangkut keamanan transaksi, dimana para pengguna jasa merasa khawatir dengan menyebutkan nomor kartu kreditnya di Internet. Hal ini dikarenakan berpotensial disalahgunakan. Misalnya penagihan lebih besar dari pada harga yang disepakati, nomor kartu kredit bisa digunakan oleh orang lain.
Oleh karenanya, disadari atau tidak saat ini telah datang suatu era kriminal berdimensi baru yaitu “THE NEW DIMENTION OF CRIME” antara lain berupa Cyber Crime ( Kejahatan Maya ).
.
Berbagai kasus yang menyangkut Cyber Crime yang terjadi di Indonesia dan dapat dideteksi oleh Polri sampai saat ini, pada umumnya terbatas pada kejahatan dibidang Perbankan dengan menggunakan Komputer sebagai alat kejahatan dengan modus Operandi yang dikenal dengan istilah “ DATA DIDLING “, yaitu perbuatan memanipulasi transaksi input dengan mengubah data, antara lain berupa mengubah / menghapus transaksi, memasukan transaksi tambahan dan mengubah transaksi penyesuaian. Hal ini dapat dilakukan apabila pelaku mengetahui system pengaman berupa “ USER ID “ dan “ PASSWORD “, namun demikian tidak menutup kemungkinan timbulnya kejahatan dibidang lain seperti Ponografi dan perbuatan menghasut, memfitnah yang dilakukan melalui jaringan internet dan sulit melacak pelakunya.

Pelaku kejahatan komputer didalam kasus – kasus Perbankan secara teoritis dapat dilakukan oleh orang luar, orang dalam atau gabungan dari keduanya, namun dari beberapa kasus yang telah terjadi dan ditangani oleh Polri, ternyata para pelaku pada umumnya dilakukan oleh orang dalam yang bersetatus sebagai karyawan Bank. Yang kebetulan bertugas sebagai pelaksana pembukuan yang dengan sengaja melakukan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri ( Kasus pembobolan BDN Bintaro dengan kerugian + 1,5 Milyard oleh karyawan sendiri pada tahu 1988) . Kemudian
ditemukan pula beberapa kasus yang dimana orang dalam dibantu oleh pelaku dari luar yang berperan sebagai penasehat tehnis ( Kasus UNAUTHORIZED TRANSFER BDNI 1946 NEW YORK TH 1986 ).

Dari hasil pemeriksaan para pelaku kasus tindak pidana dibidang perbankan dengan menggunakan komputer sebagai alat kejahatan, ternyata para pelaku pada umumnya dapat mengetahui system pengaman berupa “ USER ID “ dan “ PASWORD “ melalui cara yang illegal atau karena kelaian pejabat yang berwenang yang mengakibatkan pelaku dengan leluasa menggunakan komputer tersbut. Hal ini sebagai akibat dari masih lemahnya system pengamanan ( Internal Scurity ) dari perusahaan pengguna Komputer tsb.
Dengan demikian antisipasi ancaman dan penanggulangan terhadap The New Dimention Of Crime khususnya kejahatan – kejahatan dengan menggunakan Komputer meliputi 3 ( tiga ) hal yaitu :

1. Antisipasi yuridis, yaitu upaya – upaya untuk mengkaji permaslahan Yuridis sebagai akibat lemahnya ketentuan perundang undangan yang ada, mengingat sifat kejahatan komputer yang sangat khas dan canggih sulit dideteksi dan seringkali tidak meninggalkan bekas ( The Unsmoking Gun ). Berlangsung sangat cepat dan biasanya menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Sebagai suatu contoh bahwa penafsiran analogis dan ekstensif yang selama ini dilakukan oleh aparat penegak hukum, pada suatu saat tidak memadai lagi untuk diterapkan terhadap pencurian data yang tersimpan dalam disket atau Hardisk apakah juga dapat ditafsirkan sebagai barang yang menjadi obyek pencurian sebagai mana diatur dalam pasal 362 KUHP, karena data yang dicuri ( Dengan cara mengcopy ) barang yang dicuri / diambil tidak bergerak dan tidak berkurang. Demikian pula dengan perbuatan mengakseskan system komputer orang lain, apakah dapat ditafsirkan sebagai memasuki rumah / pekarangan orang lain tanpa ijin perbuatan – perbuatan lain seperti menyebarkan virus, memasang Logic Bomb dan melakukan Hacking sampai saat ini belum tertampung dalam peraturan perundang – undangan yg ada , sedangkan perbuatan –


perbuatan tsb sudah dirasakan sebagai suatu perbuatan yang merugikan Masyarakat.

2. Antisipasi teknologi, yaitu upaya – upaya memperkecil kerawanan kejahatan. Dari segi penggunaan teknologi canggih serta perangkat – perangkatnya seperti Komputer, Internet dll. Antisipasi demikian mengharuskan kita mencermati perkembangan teknologi dan kerawanannya.
Dari berbagai kasus pembobolan Bank yang ditangani Polri dapat disimpulkan bahwa pengamanan terhadap Syestem Komputer haruslah mencakup sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) hal yaitu :

a. Architecture and planning
Komponen arcitecture and Planning memerlukan bentuk pengamanan mengguasai semua aspek dari perencanaan fasilitas yang akan diberikan komputer dan Infrastrukturnya yang terkait. Pengamanan harus mencakup tempat dimana komputer akan dipasang, artinya tiap – tiap penempatan komputer harus tercatat dan terdokumentasi .

b. Manegement Of Security.
Disamping itu, perlu disusun HTCK ( Hubungan tata cara kerja ) dari masing masing pengguna yang mengatur lingkup tugas, tanggung jawab dan kewenangan dari masing – masing personil pengguna. Dengan demikian akan memudahkan system pengawasan dan pengamanan guna menghindari kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh orang dalam atau para pelaku kejahatan lainnya.

c. Security teknologi

Perlu adanya suatu system pengamanan yang Menggunakan dan memerlukan peralatan pengamanan ( Scurity Devices ) yang tepat, dengan menggunakan teknologi yang cangih berupa system alarm , Nation Detector, Closed Circuit Television, Sistim pencegahan kebakaran dan penanggulanngannya. Demikian pula upaya – upaya untuk mencegah dan menyelidiki kasus pencurian, pemalsuan, penggelapan, sabotase dll.

3. Antisipasi sumber daya manusia yaitu menyiapkan manusia – manusia yang mengawaki peralatan – peralatan dengan teknologi canggih tsb, agar mempunyai keahlian dan ketrampilan yang bersih, jujur dan berwibawa. Perlu disadari bahwa sebaik apapun peraturan / perundang – undangan dan teknologi yang digunakan namun tetap akan ditentukan oleh factor manusia yang mengemban misi tsb ( The Man Behind The Gun ).
Disamping antisipasi tersebut, maka yang tidak kalah pentingnya bagi upaya penanggulangan adalah kerjasama yang baik antara masyarakat yang terlibat pada kegiatan dan perencanaan kemananan perusahaan ( Office Scurity ), Pemerintah, Pengacara, Kepolisian, Kejaksaan dan bagi siapa saja yang telah memasuki Cyber Space atau perusahaan E – COMMERCE.

Salah satu upaya yang saya nilai sangat penting untuk mencegah tindak kriminal memasuki Cyber Space , adalah forum seminar yang sedang dilaksanakan sekarang ini dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada perusahaan, lembaga Swasta dan Pemerintah melakukan pencegahan ( Prevention ) Perlindungan ( Protection ) dan teknik – teknik mendeteksi ( Detection ) terhadap hal – hal yang menimbulkan pelanggaran hukum.

Dari uraian tersebut diatas,maka untuk mampu Menganti
sipasi dan menanggulangi ancaman Cyber Crime tsb. adalah sbb :

1. Aspek Perundang – undangan yang masih belum mampu mengakomodir segala permasalahan / pelanggaran dalam Cyber Crime hal ini memerlukan penyempurnaan dengan membuat undang – undang baru yang mampu mengikuti dinamika masyarakat serta perkembangan teknologi.

2. Aspek perkembangan teknologi yang sudah sangat menglobal, sehingga penyebaran informasinya tidak mengenal batas waktu tempat dan ruang. dalam sekejap arus informasi dunia akan bisa masuk keseluruh wilayah negara, sehingga dimensi masalah Cyber Crime akan mencakup antar wilayah, Negara yang sangat sulit untuk di deteksi, sehingga perlu adanya teknologi canggih yang dapat mengontrol secara minimal arus informasi serta perkembangannya.

3. Sumber daya manusia yang masih sangat terbatas akan menjadikan kendala didalam mengawaki teknologi modern yang memerlukan sumberdaya Manusia dengan tingkat Intelegensi tinggi. Polri sebagai salah satu komponen dalam Criminal juctice system (CJS) dengan kemandiriannya yang telah berada langsung dibawah Presiden mendapatkan peluang untuk dapat menata dan mengembangkan organisasi Polri baik dari aspek SDM, Profesionalisme serta Penguasaan sarana / prasarana teknologi canggih (Hitech) sehingga diharapkan akan mampu mengantisipasi dan menangulangi Cyber Crime secara lebih efektif.
Namun demikian pada operasionalisasinya dibidang preventif tentu saja Polri juga sangat membutuhkan adanya dukungan dan partisipasi masyarakat dengan adanya suatu system informasi security (SIS) yang mampu mendeteksi secara dini (Early warning) pada saat terjadinya Cyber crime yang terpadu dengan system informasi Kepolisian dan system informasi yang ada pada masing-masing industri/perusahaan

3. Dalam era komunikasi sekarang ini sudah selayakya penyelenggaraan pemerintah didukung oleh teknologi informasi secara penuh,menurut anda bidang yang dapat prioritas adalah :
jawaban :
( A ) Sistem informasi kependudukan nasional
Argumentasi saya
Sistem informasi kependudukan nasional adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengetahui :
- Jumlah penduduk nasional di daerah
- Jumlah suatu kepala keluarga di daerah tersebut
- Hasil Tambang / hasi yang lainnya suatu daerah
( B ) Sistem pengelolaan anggaran pendapatan belanja daerah
Argumentasi saya adalah
Sistem pengelolaan anggaran pendapatan belanja daerah adalah suatu sistem pengelolaan anggaran pendapatan suatu daerah yang tujuannya untuk mengetahui suatu perbelanjaan suatu daerah.
Supaya para pemda ( Pemerintah daerah tidak memanipulasi data daerah ) dan tidak adanya kelebihan suatu belanja daerah
( c )Sistem pengelolaan data potensi daerah
Argumentasi saya adalah
Sistem pengelolaan data potensi daerah adalah suatu sistem yang fungsinya untuk pengelolaan suatu data potensi daerah,meliputi :
- Luas Wilayah suatu daerah
- Sumber daya alam suatu daerah
- Sumber daya manusia daerah ( SDM )
Potensi suatu daerah meliputi luas wilayah, SDM dan sumber daya alam serta potensi-potensi lainnya, memerlukan pengelolaan secara tepat sehingga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Data-data mengenai potensi suatu daerah merupakan input yang penting dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan realisasi pembangunan hingga pengawasan, sangat ditentukan oleh keakuratan data potensi suatu daerah, khususnya dalam hal penginvetarisasian dan pengindentifikasian potensi suatu daerah. Dari inventarisasi dan identifikasi potensi daerah akan diketahui mana potensi yang perlu mendapat prioritas utama (urgent) dalam pembangunan.
Dalam kaitan tersebut, maka perlu dirancang suatu sistem informasi pembangunan secara integral yang didukung oleh perangkat teknologi informatika dan telekomunikasi. Sistem tersebut digunakan untuk mendukung interaksi dalam informasi, koordinasi dan komukasi antar dinas/kantor/bagian, terutama memberikan bantuan kepada kepala daerah untuk melihat atau mendapatkan data-data dan informasi yang menggambarkan potensi dan aspirasi daerah secara cepat dan akurat sehingga akan memberikan kemudahan dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah.
Disamping itu. Sistem juga dapat memberikan informasi mengenai program-program pembangunan yang telah selesai sesuai dengan yang direncanakan atau pelaksanaan pembangunan mana yang masih memerlukan perbaikan-perbaikan.
Manfaat :
Sistem Informasi Daerah / Manajemen Data (Aplikasi Basis Data) bagi pemerintah daerah dan instansi vertikal yang terkait dalam 3 (tiga) hak aktivitas kerja yaitu bidang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Daerah yang dilakukan secara elektronik dan terpadu sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan secara cepat, akurat, efektif dan ekonomis.
Sistem Informasi sangat diperlukan karena :
Dapat merangkum data dan informasi yang mencerminkan potensi dan aspirasi daerah yang digunakan untuk menentukan perencanaan pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan daerah.
Dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan secara menyeluruh cepat dan akurat
Merupakan “metode manajemen yang paling berhasil” dalam pengelolaan potensi dan aspirasi daerah.
Memudahkan komunikasi dan koordinasi antara kepala daerah dan para kepala SKPD dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.

Tahapan Pengembangan Sistem.
Bappeda sebagai pusat data dari seluruh potensi dan permasalahan daerah maka untuk tahap pertama pembangunan Aplikasi Basis Data yang mencakup Data Dasar wilayah ini kami usulkan sebagai berikut :
Geografis (Letak, Luas dan Batas Wilayah, Jenis Tanah, Iklim, Sungai, Gunung dan Curah Hujan)
Penduduk (jumlah penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan)
Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Tenaga Medis, Apotek)
Pendidikan (jumlah Sekolah, Guru, Murid, Kondisi Bangunan)
Pertanian (Jenis tanaman, Luas Panen, Produksi)
Peternakan (Populasi Ternak Besar, Ternak Unggas, Produksi)
Perikanan (Perikanan Laut, Budidaya Perikanan Darat)
Perkebunan (Besar/Rakyat, Jenis Tanaman, Umur Panjang, Umur Pendek, Luas Tanam, Produksi)
Kehutanan (Luas Hutan, Tropis, Lindung, Tanaman Industri, Produksi, Lahan Kritis)
Tenaga Kerja (Tenaga Kerja dan Perusahaan Pertambangan, Logam, Galian, Industri Besar, Sedang, Kecil, Kerajinan rumah tangga)
Perindustrian (Golongan Industri)
Pasar (Modern, Tradisional, Pertokoan)
Pariwisata / Perijinan (Rumah Makan, Hotel)
Perhubungan (Jenis Kendaraan bermotor, Jenis Kendaraan tak bermotor, Lalu Lintas udara, Laut, Panjang Jalan, Kondisi Jalan)
Perbankan dan Keuangan Non Bank
Infrastuktur (Laut, Udara, Darat, Irigasi)
Keuangan (pendapatan, belanja dan pembiayaan)
Kepegawaian (Badan/Dinas/Kantor, Golongan)
DPRD (Partai, Komisi)
Kegiatan-kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan di setiap daerah
4. Menurut anda cara yang efektif dalam pengelolan sistem infomasi pemerintah mulai dari pusat hingga tingkat kelurahan adalah :
jawaban :
( A ) Dikelola oleh unit layanan & operasional sistem informasi pemerintahan yang di bentuk di setiap instasi pemerintahan yang secara penuh di jalankan oleh PNS bidang IT
Argumentasi saya adalah
Cara yang paling efektif dalam pengelolan sistem infomasi pemerintah Dikelola oleh unit layanan & operasional sistem informasi pemerintahan yang di bentuk di setiap instasi pemerintahan yang secara penuh di jalankan oleh PNS bidang IT adalah supaya para pemerintah dapat menggunakan program managemen pemerintahan dengan cara komputerisasi.
Dan semua kegiatan dilakukan dengan cara komputerisasi supaya semua kegiatan pemerintah lebih efisien,cepat dan tepat.
( D ) Membentuk unit sistem informasi pemerintahan disetiap instasi pemerintahan,yang oprasionalnya di outsourcing kepada perusahaan swasta sebagai operator.
Argumentasi saya adalah :
Cara yang paling efektif dalam pengelolan sistem infomasi pemerintah adalah Membentuk unit sistem informasi pemerintahan disetiap instasi pemerintahan,yang oprasionalnya di outsourcing kepada perusahaan swasta sebagai operator supaya pengelolaan sistem informasi pemerintah lebih efisien dan tidak adanya pejabat pemerintah yang salah menjabat dan salah bidangnya.

5. Yang cocok di jadikan backbone SIM Nas Adalah
Jawaban :
( C ) Bank Data Indonesia
Argumentasi adalah
Bank Data Indonesia adalah suatu data-data negara indonesia baik sumberdaya alam,APBD,dan lainnya di bentuk dalam suatu data yang bertempat di bank indonesia
(D) Sistem Informasi APBDN / APBN
Argumentasi adalah
Sistem Informasi APBDN / APBN adalah suatu informasi Anggaran yang disusun untuk suatu belanja negara pemasukan dan pengeluaran negara.

Minggu, 13 Januari 2008

Tugas UAS Komputer dan Masyarakat ( Perbaikan Nilai )

Transaksi Elektonik
Pemanfaatan dunia elektronik atau Media elektronik ( Internet )Untuk menunjang transaksi perniagaan elektronik E-Commerce telah berkembang secara cepat.
E-commerce yang di prediksikan sebagai "Bisnis besar masa depan",bikan saja menjadi mainstraem budaya negara-negara maju tetapi telah menjadi model transaksi negara-negara lain termasuk Indonesia.
Namun kegiatan e-commerce dalam internet sering disebut sebagai dunia maya (Virtual World) telah menyebabkan timbulnya kebutuhan penggunaan serfitikat elektronik (SE) yang fungsinya untuk mengamankan pertukaran informasi,dan memberikan kepastian hukum untuk melakukan transaksi melalui media elektronik ( Internet )
Kelebihan ( Keuntungan Transaki Elektonik ) :
  • Seseorang dapat melihat produk yang akan dibeli dalam media elektronik ( Internet ) tanpa langsung datang ketempatnya ( Pasar Penjualan )
  • Seseorang dapat dengan mudah melakukan pembayaran melalui transaksi elektonik dengan cepat
  • seseorang dapat memesan produk dengan cepat dan produk itu dapat diantar kerumah
Kekurangan( bahayanya Transaksi Elektronik )
Apabila seseorang membuka suatu WEB Elektonik dengan salah orang itu dapat melakukan transaksi yang salah,seseorang dapat melakukan transaksi uang ke WEB yang salah akibatnya terjadinya penipuan Uang melalui WEB Elektronik

Strategi Komputerisasi
Saat ini masyarakat sedang mengalami pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi informasi,karena informasi adalah suatu sumber yang sangat strategis. Sumber yang angat penting bagi siapa pun karena dengan adanya informasi seseorang dapat menambah pengetahuannya tentang informasi.

Selasa, 08 Januari 2008

Bila saya mendapatkan dana sebesar Rp.1 TRiliyun


Bila saya mendapatkan Rp.1 Triliyun

1. Saya akan menjalankan program-program BUMN IT dengan baik
2. Membuat suatu program internet secara gratis
3. Menambah suatu alat IT dan di bagikan secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu.

Kemampuan proses computer dan komunikasi yang semakin tinggi dengan harga yang semakin rendah mengakibatkan banyak peluang effisiensi dalam terapannya.

•Dimanfaatkan dibanyak area sebagai media proses informasi dan otomasi, antara lain penyediaaninformasi, layananmasyarakat, proses produksi.

•Perkembangan teknis pemrosesan dan kemudahan komunikasi data dengan internet Dan intranet, mengubah tatanan komputasi menjadi banyak pilihan solusi menuju optimal sesuai lini bisnis yang ditangani.

•Kemudahan otomasi arus kerja dan integrasi data serta informasi memungkinkan Dilakukan layanan jarak jauh, integrasi layanan antar system antar organisasi, dan Tidak lagi harus dalam layanan satu atap, melainkan dalam satu system jaringan dari Sejumlah perkantoran yang lokasinya berjauhan.


Visi dan Misi saya menjadi BUMN IT
Terwujudnya masyarakat informasi yang sejahtera melalui penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi.
Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi.
Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi.
Mengembangkan standardisasi dan sertifikasi dalam rangka menciptakan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika.
Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.
Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.
Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan informatika.
Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi dan profesionalisme.
Meningkatkan peran serta aktif Indonesia dalam berbagai fora internasional di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan citra positif bangsa dan negara.
Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance).

Tugas UTS komputer dan Masyarakat ( Perbaikan UTS )

3. Tentang Aplikasi Open Source
PENGERTIAN OPENSOURCE
Open Source adalah sebuah sistem baru dalam mendistribusikan software kepada pengguna dengan memberikan program dan source code nya secara gratis! Bahkan pengguna dapat mempelajari dan melakukan modifikasi untuk membuat software tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Richard M. Stallman,pendiri Free Software Foundation -sebuah organisasi yang mendukung Open Source,mengeluarkan sebuah lisensi software untuk Open Source yang dinamakan GPL (GNU Public License). Lisensi inilah yang saat ini paling banyak digunakan untuk mendistribusikan software Open Source. Selain GPL, masih banyak lisensi software lainnya yang dikembangkan oleh komunitas Open Source.
keuntungan software Open Source:
Sisi pengguna:
1. Gratis
2. Pengguna dapat terlibat dalam pengembangan program karena memiliki source code
nya
3. Respon yang baik dari pemakai sehingga bug dapat ditemukan dan diperbaiki dengan
lebih cepat.
Sisi developer:
1. Seluruh komunitas mau dan dapat membantu untuk membuat software anda
menjadi lebih baik
2. Tidak ada biaya iklan dan perawatan program
3. Sebagai sarana untuk memperkenalkan konsep anda.


Opensource adalah perkembangan metode dari software yang memanfaatkan kekuatan pendistribusian tinjauan yang tajam dan kelemahan suatu proses. Yang diharapkan dari opensource adalah kualitas yang lebih baik, lebih tahan uji, lebih mudah disesuaikan, harga yang rendah, dan menghentikan penguncian dari dalam oleh vendor yang jahat. Open Source Initiative (OSI) adalah sebuah badan hukum non-profit yang dibentuk untuk mengajarkan tentang open source dan menyokong kebaikan-kebaikan dari opensource dan untuk membangun jembatan-jembatan antara perbedaan para pemilih di komunitas opensource.
Pengembangan Open Source Software (OSS) yang mulai ramai di negara-negara berkembang sebenarnya dilatarbelakangi penolakan terhadap 'penjajahan' dan monopoli perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft dan sejenisnya. Perusahaan-perusahaan raksasa TI telah membuat pengguna komputer di seluruh dunia tergantung pada produk-produknya. Mereka menang karena jaringan dan promosi, seperti Microsoft. Mereka bekerja sama dengan produsen chip yang langsung diserahkan melalui vendor-vendor yang ada. Padahal programmer di luar Microsoft juga canggih.
Sebagai contoh, piranti lunak Linux yang dikembangkan komunitas open source kemudian terus berkembang menjadi berbagai aplikasi yang kode-kodenya terbuka. Lalu, dapat di-download dan dimanfaatkan secara gratis oleh siapa pun dan dikembangkan sendiri menjadi berbagai aplikasi lainnya,seperti redhat, fedora, Ubuntu, hingga IGOS
Nusantara. Ini yang membedakannya dengan software proprietari yang kode-kodenya tertutup dan dijual dengan harga puluhan hingga ribuan dolar AS seperti Microsoft, Adobe, dan lain-lain. Melakukan migrasi dari Microsoft Windows ke aplikasi open source sangat sulit. Ketika kita berpindah dari Microsoft Windows95, 98, 2000 ke WindowsXP lalu sebentar lagi ke Windows Vista, mengapa mereka bisa, padahal tampilannya berbeda-beda. Perusahaan itu sengaja terus meng-upgrade windowsnya supaya masyarakat terus membeli. Sebenarnya tak ada alasan untuk bermigrasi dari windowsXP ke sistem operasi Linux dan turunannya yang sebenarnya tak kalah canggih sekaligus bisa didapatkan dengan gratis. Contoh lain yaitu windowsXP yang tak bisa berjalan di pentium I sementara Linux tetap bisa, belum lagi Linux lebih aman terhadap virus.
Banyak program open source yang melayani kita selama ini yang tidak kita sadari dan selalu melayani kebutuhan IT di Indonesia, dan di bawah ini beberapa contohnya :
• Apache Web Server
• Send Mail Server
• Qmail Server
• Mozilla FireFox
• Open Office
• FreeBSD
• BIND Name Server
• PHP
• JAVA

Dalam penyebaran Open Source dapat terjadi pelanggaran apabila produk open source digunakan atau dimanfaatkan secara komersial. Artinya produk open source yang kita dapat dan digunakan tersedia secara gratis oleh karena itu penggunannya tidak merupakan pelanggaran terhadap UUHC. Mengapa menggunakannya tidak melanggar ? Karena pembuat open source seolah mengijinkan agar karya ciptanya bisa diperoleh dan digunakan secara gratis.
Contoh pelanggaran yang terjadi terhadap produk open source antara lain :
1. Produk antivirus AVG Free Edition yang seharusnya bisa diperoleh dengan mendownload secara gratis akan tetapi kadang ada pihak yang secara sengaja menjual produk antivirus ini untuk mencari keuntungan.
2. Sistem Operasi Linux memiliki banyak versi, dan dari versi-versi tersebut dapat diperoleh secara gratis, setiap versi tersebut boleh diedit oleh siapa saja dan didistribusikan kembali harus secara gratis pula. Akan tetapi apabila ada pihak yang mengedit dan menjual kembali hasil editan Linux tersebut untuk mencari keuntungan merupakan pelanggaran UUHC terhadap open source.
Jawaban :
A. Trend aplikasi Open Source menghilangkan pengakuan tentang hak Cipta
Pembahasan:
Ketika kita membicarakaan tentang sentralisasi pengembangan teknologi, sebagian besar pembicaraan hamnyalah terfokus pada tingkat nasional. Dalam arti hubungan pusat Jakarta dengan daerah. Pada tulisan ini dibicarakan mengenai desentralisasi dalam arti luas yang sesuai dengan kondisi yang makin menuju globalisasi. Seperti dipahami seringkali pengembangan teknologi informasi mengalami hambatan dikarenakan dikuasainya suatu teknologi oleh suatu institusi tunggal. Kejadian ini ditunjukkan dengan fakta bahwa pengembangan perangkat lunak yang relatif sangat didikte oleh sebuah perusahaan penyedia perangkat lunak besar.

GNU/Linux dengan prinsip Open Source dapat dimanfaatkan sebagai suatu framework untuk mengembangkan teknologi informasi secara desentralisasi. Di samping itu Open Source menimbulkan dampak pada model lisensi dan pengakuan hak cipta, serta memberikan suatu kemungkinan model bisnis baru. Pemanfaatan Open Sourc e di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendorong desentralisasi pengembangan teknologi informasi.

Memanfaatkan program Open Source yang memberikan keleluasan tanpa harus melanggar hukum. Hal ini dimungkinkan karena program Open Soure memungkinkan pengguna memperbanyak ataupun mengubah program sesuai dengan yang diinginkannya.
Di samping faktor ekonomi dan hukum ternyata Open Source menimbulkan beberapa faktor-faktor non teknis yang disebabkan gaya pengembanganyannya.
Makin populer dan diterimanya Open Source pada pulbik menjadikan ``kerahasiaan produk'' dan ``kepemilikan produk'' mendapat definisi dan cara interpretasi baru. Bila sebelumnya orang banyak menganggap bahwa source code dari suatu program adalah ``suatu hal yang harus dijaga kerahasiaannya'' kini pendapat tersebut menjadi bergeser. Beragam lisensi menjadikan definisi ``membajak'', ``melanggar hak cipta'', harus mulai dipertanyakan kembali. Bagaimana suatu software dapat dikatakan dibajak, bila software tersebut telah diberikan secara bebas sejak awal ? Istilah pembajakan (piracy) menjadi kurang bermakna, mungkin yang lebih tepat adalah penyalinan tidak sah (non authorized copy).

Hukum kepemilikan intelektual (intellectual property) yang meliputi copyright, patent, dan hukum tentang trade secret, bertujuan untuk melindungi pekerjaan yang tak kasat mata (intangible works), seperti hasil karya seni, ilmiah, atau aktifitas lainnya. Awal tahun 1970-an software diyakini ``tidak dilindungi oleh hukum intelectual property''. US Patent and Trademark Office secara umum tidak menyetujui patent software hingga awal tahun 1990.
Pada tahun 1976, Copyright Act menambahkan proteksi karya cipta ke program komputer dengan mendefinsikan bahwa suatu program komputer, adalah :
``suatu kumpulan perintah yang digunakan secara langsung atau tidak langung pada satu komputer untuk memberikan hasil tertentu''.
Untuk itulah sistem operasi sendiri pada saat itu tidak termasuk perangkat lunak yang dapat dilindungi hukum ini. Barulah pada tahun 1976 dan 1980 hal itu berubah setelah adanya ``amandement to the Copyright''. Barulah awal 1980-an beberapa keputusan pengadilan meluaskan jangkauan perlindungan hak cipta untuk software komputer, diantaranya kasus Franklin Computer Corporation vs Apple. Sehingga perlindungan hak cipta perangkat lunak meliuputi, sistem operasi, object code, source code, microcode, program structure, sequence, organization dan juga look and feel. (Graham, 1999).
Software proprietary (sebagian besar software), didistribusikan dengan suatu persyaratan, yang melarang dilakukannya, pengkopian, pendistribusian ulang anpa izin perusahaan pembuat perangkat lunak tersebut. Biasanya perangkat lunak ini dibuat oleh suatu kelompok kecil programmer pada suatu perushaan tertentu, yang biasanya bekerja dengan tekanan batas waktu tertentu. Mereka menyelesaikan program dan mencoba menghilangkan kesalahan yang mungkin timbul pada program tersebut. Akan tetapi biasanya tetap ada kesalahan yang terikut sertakan para produk. Membeli produk komersial seperti halnya menjadi ``tester sukarela'', tetapi tanpa kemungkinan memperbaiki, karena linsesi mencegah pengguna untuk memperbaikinya.
Software yang bersifat proprietary dilindungi oleh UU hak cipta. Pada awalnya hak cipta ini digunakan untuk melindungi dan memberikan balas jasa kepada kreatifitas sesorang pada media cetak dalam kepentingan untuk membuatnya dapat digunakan oleh publik secara luas. Akan tetapi seringkali copyrigth ini digsalah gunakan sebagai suatu hak untuk membatasi dan mengatur kreatfitas dalam upaya menekan kompetisi di pasar. Pembuat dapat membatasi orang untuk melakukan pengubahan produk agar sesuai dengan kebutuhannya. Pengguna ``dipaksa'' menerima ketidak sesuaian ini tanpa adanya daya untuk mengubahnya atau menghilankan kesalahan ini.
Seringkali patent dan hak cipta digunakan secara semena-mena, sehingga malah melindungi pribadi (bukannya untuk kepentingan publik), dan malah tidak menghargai standard yang bersifat terbuka yang telah diakui oleh industri, melalukan kendali pada interface yang ada, dan melakukan monopoli pada herahasisaan , dan membuat halangan yang besar untuk kemajuan ekononmi, dan teknologi untuk menghasilkan lapangan pekerjaan yang baru (Lang. 1998). Pada saat ini hukum paten dan hak cipta relatif dikendalikan oleh para konglomerat besar, dan sangat berbeda dengan semangat untuk melindungi kepentingan publik seperti ketika pertama kali hukum ini dicetuskan.
Perangkat lunak Open Source memungkinkan hal sebaliknya. Kemungkinan melihat ke source code adalah suatu elemen penting pada open source. Dari sisi hukum Linux adalah ``free''. Perkembangan Open Source ini menunjukkan keterbatasan konsep copyright yang ada saat ini, yang tidak mengenali insentif bentulk lain dari ekspresi seni atau kreatifitas. Pengakuran oleh masyarakat dan prestige yang ada pada komunitas gift culture tidak dihargai dalam kerangka hukum copyright yang lama. Sehingga dibutuhkannya dikembangkan pola hukun yang melindungi motivasi ini pada masyarakat dan mengakuinya dari titik pandang hukum.
Hal positif lain dipandang dari sisi hukum dari penggunaan Open Source ini, adalah mencegah adanya ``kerahasiaan penyelewangan protokol standard untuk kepentingan monopoli pasar (decomoditizing protocol)''. Sebab pada proprietary software penyelewangan ini dengan mudah disembunyikan dalam code yang tak dapat dievaluasi oleh orang banyak (Stoltz, 1999).
Lebih jauh lagi ternyata Open Source memberikan dampak kepada cara pandang dan praktek hukum secara luas. Hal ini ditunjukkan oleh suatu inisiatif yang dilakukan oleh Profesor Lawrence Lessing dari Harvard Law School (Kriz, 1999). Dengan diinspirasikan proses peer-review secara terbuka, maka hal yang sama dapat pula digunakan dalam proses pelaksanaan hukum. Ini yang dikenal dengan inisiatif Open Law,.Cara yang diinspirasikan oleh pengembangan secara Open Source ini dicoba diterapkan pada kasus Eldred vs Reno. Langkah ini didukung oleh mahasiswa dari Harvard dan Intellectual Property Clinic di Universiy of California at Berkeley's Boalt Hall Scholl of Law. yang juga didukung oleh Berkman Center for Internet and Society. Menurut para ahli hukum hal ini memberikan dampak konsitutisional yang cukup luas.

Dampak pada hak cipta dan paten
Konsep dasar yang melatar-belakangi Hak atas kekayaan intelektual (HAKI), merk dan patent adalah untuk menyediakan suatu monopoli secara sah yang melindungi hasil usaha kreatif sebagai suatu bentuk insentif bagi orang untuk melaksanakan atau melanjutkan usaha kreatif tersebut. (Alsop, 1999). Konsep ini berdasarkan pandangan bahwa masyarakat tak termotivasi untuk menghasilkan sesuatu bila hasilnya dapat ditiru dengan bebas (pandangan ini memang timbul dari masyarakat ``West'').
Hukum ``copyright'' melindungi ekspresi fisis dari suatu ide, misal tulisan, musik, siaran, software, dan lain-lain. Hukum ``trademark'' melindungi nama dagang dan logo perusahaan. Hukum ``patent'' melindungi suatu pendemonstrasian suatu idea baru, sehingga nilai ``kebaruan'' tersebut dilindungi untuk tidak disalin secara tidak sah. Hukum ``copyright'' berevolusi di dunia ini sehingga hal apa yang dapt dilindungi. Hukum ``copyright'' ini memang tumbuh ketika proses penyalinan dapat dibatasi.
Pada saat ini, memang sulit untuk mencegah dilakukannya penyalinan tersebut. Sehingga usaha untuk menerapkan monopoli pada usaha kreatif menjadi tidak beralasan lagi. Pada era tahun 1980-1986 ketika perusahaan software sangat khawatir dengan masalah penyalinan ini, mereka memanfaatkan teknik proteski disk yang membuat orang sulit menyalin disk atau program. Tetapi hal ini menjadikan kustomer sulit dan program makin sulit digunakan. Setelah perusahaan perangkat lunak menyadari bahwa mereka tetap memperoleh keuntungan yang besar dari hal lain seperti, manual, service, dan pempelian perangkat lunak asli tetap tinggi, mereka meniadakan mekanisme proteksi penyalinan ini.
Secara umum memang tidak ada yang salah dengan konsep keterbukaan source code demi kepentingan publik pada Open Source ini. Sebab konsep hak cipta dan patent pun pada dasarnya diterapkan untuk melindungi kepentingan publik. Mengacu pada 1909 House of Representative yang menyertai Copyrigth Act (Cunard, 1995)

Open Source di Indonesia
Perubahan cara pandang masyarakat luas pada pola Open Source ini sudah barang tentu menimbulkan polemik untuk menerapkan Open Source secara luas di Indoensia. Ada pihak yang ``pro'' dan ada banyak juga pihak yang ``kontra''. Dalam hal ini beberapa pihak yang ``kontra'' beranggapan :
• Akan lebih mengutungkan dari sisi ekonomi bila memegang monopoli pemanfaatan hasil inovasi yang dilakukan. Pola Open Source sepertinya tidak memberikan kemungkinan pemasukan dan lagi tidak ada yang salah dengan model closed source ini.
• Open Source ini hanyalah sekedar trend sesaat, sehingga tidak perlu segera mengikutinya. Toh secara mayoritas para pelaku bisnis masih tetap bermain dengan pola closed source.
• Indonesia belum siap pada beberapa hal misal implikasi hukum dan tunutuan periilaku bagi mereka yang ingin terlibat dengan pengembangan Open Source
Beberapa pihak yang ``pro'' memberikan argumentasi:
• GNU/Linux dengan Open Source ini meringankan beban ekonomi Indonesia secara makro, dan menghapuskan citra buruk sebagai pembajak perangkat lunak.
• Pola Open Source ini memberi akses tenaga kerja TI Indonesia ke pasar dunia. Karena mempermudah dikenalnya kemampuan TI Indonesia.
• Pada dasarnya pola Open Source ini telah ada pada masyarakat tradisional Indonesia. Sejalan dengan konsep ``gotong royong'' dan pola pengakuan karya seni pada seniman tradisional. Dan lagi Open Source ini mendorong terbentuknya attitude berproduksi.
Di Indonesia sendiri sejak 6 tahun yang lalu (sekitar 1993) GNU/Linux sudah mulai masuk ke dalam lingkungan ITB, UI, dan lainya, tetapi masih cenderung hanya dimanfaatkan sebagai suatu bentuk "teknologi alternatif" dan belum berkembang sebagai pentrigger yang yang lebih besar lagi. Komunitas Open Source dan attitudenya belum terbentuk secara luas penyebaran dan promosi solusi Open Source belum berjalan secara optimal. Kerjasama institut yang menjadi salah satu kekuatan Open Source belum banyak terbentuk. Kekuatan pola Open Source sendiri bukan saja pada kualitas produk, tetapi pada komunitas. Yaitu kekuatan komunitas untuk saling mendukung memberi bantuan teknis dan membuat produk bersama. Komunitas ini makin membesar dengan makin banyak terbentuknya Kelompok Pengguna Linux di Indonesia (KPLI) di berbagai kota di Indonesia, misal Palembang, Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Salatiga, Surabaya, Malang, Jayapura, Ujung Pandang, dan sebagainya.
Walau penggunaan Open Source mulai populer di Indonesia, tetapi masih besar sekali ``resistansi'' dari masyarakat pengguna Indonesia maupun para pelaku di bidang Teknologi Informasi, yang terkadang sering menggunakan alasan yang kurang tepat. Timbulnya resistansi pada pengguna di Indonesia memang tidak mengherankan. Sebab setiap jenis teknologi dan paradigma tertentu, membutuhkan "habitat" untuk tumbuh. Begitu juga dengan Linux dan Open Sourcenya ini. Karena sifatnya Linux yang memberikan keterlibatan pengguna serta mendorong industri lokal maka relatif akan cepat diterima oleh masyarakat tanpa resistansi berarti, pada suatu masyarakat yang cenderung sebagai masyarakat "produser" bukan masyarakat konsumer. Pada masyarakat yang cenderung berpola konsumer resistansi akan lebih besar dan penerimaan masyarakat memang akan lebih sulit.
B. Aplikasi Open Source mempercepat penyempurnaan Aplikasi
Pembahasan :
Pada era gloalisasi sekarang banyak orang yang menjalankan sebuah bisnis atau pengusaha - pengusaha yang memiliki instansi atau perusahaan sendiri pasti membuat suatu aplikasi baru dalam menerapkan aplikasi open source, agar dapat mengembangkan suatu aplikasi - aplikasi didunia teknologi informasi serta memudahkan pengguna atau user/pemakai dalam mencari informasi yang lebih sempurna dan baik, dan open source dalam penyempurnaannya juga memerlukan tenaga - tenaga ahli didalam Teknologi Informasi, maka dalam mengembangkan open source dalam pengembangannya harus diuji terlebih dahulu dan diimplementasikan pada orang - orang yang ahli di bidang tersebut sehingga dapat digunakan dengan mudah, karena biasanya aplikasi open source sering digunakan pada perusahaan baru yang digunakan untuk mencari beberapa informasi Tentang Teknologi Informasi

C. Keberadaan Aplikasi Open Source Merugikan Software House
Dalam hal kerugian aplikasi open source sangat melekat pada jaringan komputer, karena setiap perusahaan - perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatannya selalu mengutamakan Aplikasi open source dalam mengembangkan atau mencari beberapa informasi, sehingga dapat melemahkan beberapa jaringan komputer seperti jaringan hardware (Perangkat keras) dalam komputer, yang juga merupakan media penyimpanan data dan software(perangkat lunak) dan merupakan aplikasi pendukung dalam komputer
dan beberapa kekurangan dalam open source :
a. dalam mengembangkan aplikasi open source banyak mengeluarkan biaya
b. dapat menghambat aplikasi - aplikasi lain karena banyaknya perusahaan menggunakannya
c. dan harus membeli lisensi dan membuat berbagai lisensi dalam perusahaan

D. Keberadaan Aplikasi Open source adalah pilihan bijak bagi user miskin
Pembahasan :
Karena aplikasi open source dapat dengan mudah membajak(Mengcopy Softwar)dengan mudah tanpa biaya sedikit pun sehingga para User miskin tidak mengeluarkan biaya sedikitpun.

5. Tentang Profesi IT Masa depan
Setiap hari, dunia IT menyediakan banyak informasi. Agar kita tidak tersesat dalam lautan data, dibutuhkan interface untuk navigasi yang jelas antara manusia dan komputer. CHIP telah mengunjungi para ilmuwan yang mengembangkan berbagai konsep interface baru.
Awan-awan yang terlihat sebagai kumpulan bulatan di layar, sebenarnya adalah sebuah tabel. Seperti sekelompok ikan, gelembung-gelembung mini tersebut terlihat ‘menjauh’ ketika didekati pointer. Namun, ia kemudian bereaksi saat diklik. Bulatannya membesar dan menyajikan informasi.
masa depan IT masih terasa membingungkan. Di Pusat Pengolah Data Grafik di Darmstadt, para ilmuwan sedang mengembangkan sebuah konsep pengoperasian baru yang akan mengurangi jarak antara manusia dan mesin. “Perilaku kita berubah akibat interaksi bertahun-tahun dengan komputer”,Untuk merancang software yang lebih ergonomis, kita harus lebih dulu memperhatikan kebiasaan-kebiasaan kita”,

Profesi IT masa Depan sangatlah maju karena setiap bidang ekonomi,bisnis maupun lainnya pasti membutuhkan seorang IT.
Profesi IT masa depan bisa juga terancam. Karena setiap orang selain orang IT dapat menggunakan dan merancang suatu program-program komputerisasi tanpa kuliah IT. Menjadi seorang IT.

B.Semua Orang tanpa latar belakang pendidikan IT dapat menjadi profesional IT
Pembahasan:
Semua orang tanpa latar belakang pendidikan IT dapat menjadi profesional IT
Semua orang tanpa latar belakang IT dapat menjadi profesioanal IT hal ini diakarenakan teknologi informasi semakin berkembang dan mudah untuk dipelajari sehingga setiap orang dapat mempelajarinya secara otodidak tanpa harus mengikuti perkuliahan secara khusus. selain itu juga banyak software-software yang dapat didownload secara gratis dari internet, saat ini juga banyak tempat-tempat yang menyediakan kursus IT. sehingga setiap orang dapat menjadi profesional iT bukan hanya orang-orang yang mengikuti perkuliahan saja.

C. Profesional IT harus memiliki kemampuan marketing
pembahasan:
Seorang profesioanal IT harus memiliki kemampuan marketing agar dapat menjalankan tugas-tugasnya, apabila seorang profesional IT tidak memiliki kemampuan marketing maka projeknya tidak akan berjalan karena dia tidak dapat berkomunikasi dengan kliennya.seorang profesional IT harus dapat berbicara di depan umum dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar dapat memasarkan hasil dari projek-projeknya.

d.Profesi IT yang paling dicari adalah administrator system
Pembahasan:
Profesi IT yang paling dicari adalah administrator sistem
Hal ini dikarenakan aktivitas utama dari administrator antara lain pengoperasian, pengontrolan dan pengoptimalan sistem. Administrator memelihara dan mengontrol sistem dan infrastruktur yang ada pada pihak pemakai. Proses-proses yang senantiasa dijalankan dan kontinue membedakan aktivitas administrator dari tugas-tugas yang terkait proyek dari spesialis lainnyaAdministator spesial jaringan, sistem TI, data bank, aplikasi perusahaan dan web membentuk kelompok administrator. Mereka bertugas mengkonfigurasi, mengoperasikan, mengoptimalkan jaringan, sistem teknik informasi, bank data, dan aplikasi perusahaan dan web.
10
CYBERLAW DI INDONESIA DAN DUNIA INTERNASIONAL
SERTA CONTOH KASUSNYA
Cyberlaw di Indonesia berbeda dengan cyberlaw di dunia internasional. Di Indonesia terdapat UU ITE sedangkan di dunia internasional terdapat berbagai cyberlaw tersendiri menurut negaranya masing-masing ataupun berdasarkan wilayah-wilayah tersendiri.
Di tingkat Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang cyber crime. Sedangkan di Uni Eropa, dalam upaya mengantisipasi masalah-masalah pidana di cyberspace, Uni Eropa mengadakan Convention on Cybercrime yang didalamnya membahas jenis-jenis kejahatan apa saja yang dikategorikan sebagai cyber crime. Di bidang perdagangan elektronik, Uni Eropa mengeluarkan The General EU Electronic Commerce Directive, Electronic Signature Directive, dan Brussels Convention on Online Transactions. Aturan-aturan serupa juga dikeluarkan lembaga-lembaga internasional seperti WTO, ASEAN, APEC dan OECD .
Kekhawatiran akan tindak kejahatan ini dirasakan di seluruh aspek bidang kehidupan. ITAC (Information Technology Assosiation of Canada) pada “International Information Industry Congress (IIIC) 2000 Millenium Congress” di Quebec tanggal 19 September 2000 menyatakan bahwa “ Cyber crime is a real and growing threat to economic and social development around the world. Information technology touches every aspect of human life and so can electronically enable crime”.
Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah bahwa belum ada kerangka yang cukup signifikan dalam peraturan perundang-undangan untuk menjerat sang pelaku di dunia cyber karena sulitnya pembuktian. Belum ada pilar hukum yang mampu menangani tindak kejahatan mayantara ini atau dengan kata lain tindak kejahatan ini masih bebas dan berkeliaran untuk merusak serta merugikn para pemakai system internet. Terlebih sosialisasi mengenai hukum cyber dimasyarakat masih sangat minim. Bandingkan dengan negara seperti India yang sudah mempunyai “polisi Cyber”.
(artikel selengkapnya) silakan download .doc
Share this article on : Twitter | Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar